This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 21 Februari 2012

Jika anda ingin mengetahui Tune Up, klik disini

Kamis, 09 Februari 2012


PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kebutuhan manusia terhadap alat transportasi semakin meningkat sesuai
dengan kebutuhan dan kegiatan manusia yang semakin komplek, terutama
alat transportasi darat yang berupa kendaraan bermotor baik roda dua maupun
kendaraan roda empat /mobil. Mobil merupakan alat transportasi darat yang
sangat dibutuhkan sehingga mobil harus dilengkapi dengan sistem-sistem
yang mendukung fungsi utama mobil yaitu untuk memindahkan barang atau
manusia dari suatu tempat ketempat lain baik jarak jauh ataupun dekat. Tetapi
tidak semua orang dapat mengoperasikan mobil, mobil tidak mudah
dioperasikan tanpa adanya proses pembelajaran terlebih dahulu. Dalam suatu
mobil juga terdapat banyak sistim yang juga perlu memerlukan pemahaman
untuk menunjang dalam pengoperasian dan perbaikan apabila terjadi
kerusakan.
Menanggapi hal tersebut Universitas Negeri Yogyakarta khususnya
Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri
Yogyakarta mempunyai inisiatif untuk memanfaatkan kendaraan yang ada
yaitu mobil Toyota Hi-Ace yang mengalami banyak kerusakan untuk
dijadikan proyek akhir. Selain itu juga adanya perkuliahan teknik otomotif
terdapat kurikulum kelistrikan, sehingga kendaraan Toyota Hi-Ace ini
nantinya dapat dipergunakan sebagai media praktik bagi mahasiswa otomotif.
2
Melihat kondisi kendaraan yang masih memerlukan banyak perbaikan maka
diadakan program perbaikan sistem-sistem yang ada pada mobil yang
dijadikan tugas akhir pada mahasiswa teknik otomotif. Hampir pada
keseluruhan sistem terjadi kerusakan seperti pada engine dan kelistrikan
mesin, sistem kemudi, sistem rem, sistem pemindah tenaga, perbaikan bodi
mobil. Salah satu yang juga memerlukan perbaikan adalah pada sistem
kelstrikan bodi pada media kendaraan Toyota Hi-Ace.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan dari latar belakang pada kendaraan Toyota Hi-Ace, maka
dapat ditentukan beberapa permasalahan seperti :
1. Pada engine seperti motor starter, distributor, kabel tegangan tinggi, tutup
radiator, regulator tidak ada, kelistrikan engine tidak bekerja.
2. Sistem kelistrikan bodi mengalami banyak kerusakan seperti sebagian
besar jaringan kabel kelistrikan tidak ada, sistem penerangan tidak ada,
semua saklar tidak dapat bekerja, semua lampu indikator dan alat ukur
pada meter kombinasi tidak bekerja, oil pressure switch, fuel gauge unit
tidak dapat bekerja, klakson tidak ada, serta komponen wiper dan washer
tidak ada.
3. Masalah pada sistem pemindahan tenaga (transmission) seperti master
kopling bocor, pedal kopling dan tuas pemindah tenaga kocak.
3
4. Pada bodi (painting) seperti lantai bodi di bawah roda kemudi keropos,
bodi bagian kanan penyok, sebagian besar cat bodi retak serta warna bodi
pudar.
5. Pada sistem kemudi seperti perbaikan suspensi pada karet-karet suspensi,
speeling roda kemudi besar, lengan-lengan kemudi seperti tie-road tidak
dapat distel, ball joint kocak.
6. Pada sistem rem seperti master rem dan master roda macet, tuas rem
parkir tidak fungsi, kampas rem belakang tipis, kebocoran pada selang
dan pipa-pipa oli rem.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan dari identifikasi masalah yang ada, banyak masalah yang
terdapat pada kendaraan Toyota Hi-Ace, sehingga diperlukan suatu perbaikan
pada kendaraan. Melihat banyaknya permasalahan yang ada dengan adanya
keterbatasan kemampuan, pengetahuan, biaya serta waktu pengerjaannya
maka diambil satu permasalahan yaitu pada sistem kelistrikan bodi. Perbaikan
mencakup sistem kelistrikan bodi utama penerangan , lampu isyarat tanda
belok, lampu tanda berhenti/rem, lampu tanda mundur, isyarat mundur,
klakson, saklar-saklar, semua lampu indikator dan alat ukur pada meter
kombinasi, lampu ruangan serta washer dan wiper.
4
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan permasalahan yang telah diambil maka dapat
dirumuskan pokok permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana rencana proses modifikasi pada sistem kelistrikan bodi mobil
Toyota Hi-Ace?
2. Bagaimana proses modifikasi pada sistem kelistrikan bodi mobil Toyota
Hi-Ace?
3. Bagaimana unjuk kerja sistem kelistrikan bodi pada mobil Toyota Hi-
Ace?
E. Tujuan
Pelaksanaan proyek akhir ini bertujuan :
1. Melakukan perencanaan proses modifikasi dalam perbaikan kerusakan
sistem kelistrikan bodi mobil Toyota Hi-Ace.
2. Melakukan modifikasi dalam perbaikan sistem kelistrikan bodi mobil
Toyota Hi-Ace.
3. Menguji sistem kelistrikan bodi pada kendaraan mobil Toyota Hi-Ace.
F. Manfaat
Setelah melaksanakan proyek akhir ini diharapkan dapat memberikan
manfaat antara lain :
5
1. Mahasiswa dapat melakukan perencanaan proses modifikasi dalam
perbaikan kerusakan pada kendaraan dengan benar dan tepat.
2. Dapat melakukan proses modifikasi dalam perbaikan sistem kelistrikan
dalam kendaraan dengan benar sesuai ilmu yang dimiliki.
3. Dengan adanya perbaikan kendaraan Toyota Hi-ace ini bermanfaat
sebagai media praktik mahasiswa Teknik Otomotif karena adanya
kurikulum tentang mata kuliah sistem kelistrikan.
G. Keaslian
Modifikasi sistem kelistrikan bodi mobil Toyota Hi-Ace merupakan
gagasan dari seorang dosen pengajar Teknik Otomotif. Didasari oleh adanya
mobil kampus di bengkel jurusan Otomotif Universitas Negeri Yogyakarta
yang tidak dapat dioperasikan karena mengalami banyak kerusakan pada
bagian-bagian utama pada setiap sistem pendukungnya. Untuk itu dengan
melakukan modifikasi sistem kelistrikan bodi mobil Toyota Hi-Ace ini
diharapkan dapat digunakan dan dimanfaatkan kembali sebagai fasilitas
pendukung pelatihan di bengkel Otomotif Universitas Negeri Yogyakarta.
Selain itu sistem kelistrikan merupakan salah satu mata kuliah yang terdapat
pada kurikulum pelajaran.
6
BAB II
PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH
Adanya permasalahan-permasalahan yang ada pada sistem kelistrikan bodi
mobil Toyota Hi-Ace maka permasalahan-permasalah tersebut dicarikan solusi
untuk memecahkan permasalahan tersebut melalui pendekatan masalah,
pendekatan masalah tersebut diantaranya sebagai berikut :
A. Kelistrikan Bodi
Sistem kelistrikan mobil merupakan bagian yang sangat penting pada
suatu kendaraan, karena sistem ini berhubungan dengan sistem yang lain
untuk melengkapi sistem kerjanya. Kerusakan dan gangguan pada sistem
kelistrikan mobil cukup banyak penyebabnya, sehingga untuk mengatasinya
tidaklah sulit jika kita mengetahui dasar-dasar kerja sistem kelistrikan
tersebut. Banyak komponen yang terdapat pada sistem kelistrikan bodi
diantaranya :
1. Jaringan kabel
2. Sistem penerangan
3. Meter kombinasi dan gauge
4. Switch dan relay
5. Wiper dan washer
Penggunaan wiring diagram memudahkan untuk mencari letak
komponen/sistem yang ada pada kendaraan. Simbol-simbol pada wiring
diagram dapat dilihat di bagian lampiran 2 untuk memudahkan dalam
pembacaan wiring.
7
Tugas akhir kelistrikan bodi ini memodifikasi antara Toyota Hi-Ace
dengan Mitshubishi COLT, sehingga kita terlebih dahulu mengidentifikasi
untuk mengetahui karakteristik masing-masing kendaraan tersebut. Hal ini
menuntut kita untuk mengetahui atau memahami dan membandingkan antara
Toyota Hi-Ace dengan Mitshubishi COLT, berikut karakteristiknya:
B. Toyota Hi-Ace
1. Jaringan Kabel
Jaringan kabel adalah sekumpulan kabel dan berbagai macam warna
didalamnya dan semuanya disatukan dalam satu unit yang masingmasing
terisolasi yang berfungsi untuk menghubungkan arus listrik dari
satu komponen ke komponen lain. Kabel yang digunakan dalam
kelistrikan ada 3 yaitu kabel tegangan rendah, kabel tegangan tinggi, dan
kabel yang diisolasi (Anonim, 1995:6-39).
Pemakaian warna kabel dalam suatu kendaraan membutuhkan banyak
kabel dan membutuhkan banyak warna kabel. Warna pada kabel ada satu
warna dan dua warna (kabel bergaris). Untuk kabel yang bergaris, warna
di depan strip menunjukkan warna dasar dan untuk di belakang strip
menunjukkan warna garis. Contoh W-R (white-red), R-B (red-black)
(Anonim, 2001: 13).
Jaringan kabel pada Toyota Hi-Ace dilewatkan (klem) pada chassis
bodi sebelah kiri. Bagian depan pada lampu penerangan jaringan kabel
melalui belakang grill menuju ke bawah dashboard ke komponen meter
kombinasi, saklar, kunci kontak, serta fuse. Jaringan kabel menuju ke
8
belakang melalui bagian samping kiri mesin (komponen kelistrikan
mesin), dan menuju ke lampu penerangan belakang. Panjang kabel bodi
pada Toyota Hi-Ace sekitar 12 meter. Berikut adalah gambar letak
jaringan kabel pada Toyota Hi-Ace:
Gambar 1. Jaringan kabel pada chassis kiri
Gambar 2. Jaringan kabel pada belakang grill depan
2. Komponen Pelindung
Komponen pelindung berfungsi untuk melindungi sirkuit kelistrikan
jika arus yang melewati rangkaian berlebihan atau terlalu besar.
Komponennya meliputi :
a. Sekring (fuse)
Sekering berfungsi untuk memutuskan arus bila pada kabel
terjadi hubungan singkat atau arus yang melalui kabel berlebihan.
Ditempatkan pada bagian tengah sirkuit kelistrikan. Ada dua macam
Jaringan kabel
pada chassis kiri
Jaringan kabel
pada belakang
grill depan
9
tipe sekring yang sering digunakan yaitu sekring tipe blade dan
sekring catridge (tabung). Warna sekring tipe blade digunakan untuk
membedakan kapasitas arus, sedangkan sekring tipe catridge
kapasitas arus hanya ditulis pada salah satu ujung tabung (Anonim,
1995:6-42).
Toyota Hi-Ace penempatan box sekering terdapat pada bawah
dashboard sebelah kanan di atas pedal gas, menggunakan box
sekering 8 lajur. Sekering 8 lajur tersebut digunakan sebagai engine,
lampu penerangan, wiper, turn, tail, stop, room lamp, radio.
Menghitung besar arus dengan rumus I = P/E, tetapi untuk
menghitung kapasitas sekering diperlukan faktor aman 2 kali dari
rumus diatas, berikut contoh perhitungan pada lampu penerangan
dengan daya 12V 55/60W, sehingga besar arus secara teoritis =
55/12 x 2 = 9,17 A.
1) Sedangkan aktual sistem pengisian kendaraan tegangannya
adalah 13,8-14,8 V, jadi besar sekering yang diperlukan =
55/14 x 2 = 7,85 A.
2) Karena lampu kepala berjumlah 2 maka 2 x 7,85 A = 15,7 A.
3) Karena kapasitas sekering dipasaran 15,7 A tidak ada, maka
kapasitas sekring yang digunakan adalah 20 A.
b. Fusible link
Fusible link diklasifikasikan ke dalam tipe link dan tipe catridge.
Fungsi dan kontruksi fusible link sama dengan sekering.
10
Perbedaannya pada fusible link memiliki kapasitas arus yang lebih
besar yaitu antara 30 A sampai 100 A. Warna fusible link
menandakan besarnya kapasitas fusible link tersebut, kapasitas
tersebut ditulis dibagian atas fusible link (Anonim, 1995:6-43).
Penggunaan fusible link pada Toyota Hi-Ace terletak di dekat
baterai. Sumber baterai menggunakan 12V-45Ah yang terletak pada
bawah jok depan pengemudi.
3. Sistem Penerangan
Sistem penerangan sangat digunakan untuk keselamatan dan
kenyamanan pengendara waktu malam hari. Komponen sistem
penerangan dan pemberi isyarat meliputi :
a. Lampu kepala (Head Lamp)
Sistem lampu kepala merupakan sebuah sistem lampu
penerangan untuk menerangi jalan pada bagian depan kendaraan,
terdiri dari lampu jauh dan lampu dekat dan dapat dihidupkan dari
salah satu switch oleh dimmer switch.
Lampu kepala terdiri dari empat bagian yang digabungkan
menjadi satu yaitu reflector, glass, bola lampu dan pemegang bola
lampu (fitting) (Boentarto, 1993:43). Ada 2 (dua) tipe lampu besar
yang digunakan pada kendaraan, yaitu lampu besar tipe sealed beam
dan lampu besar tipe semi sealed beam.
11
b. Lampu kota dan tanda belok
Lampu kota berfungsi memberi isyarat adanya kendaraan serta
lebarnya sebuah kendaraan pada malam hari bagi kendaraan lain,
baik yang di depan ataupun yang di belakang. Lampu kota untuk
bagian belakang disebut tail light sedangkan untuk bagian depan
disebut lampu jarak.
Lampu tanda belok berfungsi untuk memberikan isyarat kepada
kendaraan yang ada di depan, di belakang, dan di sisi kendaraan
bahwa kendaraan bermaksud untuk membelok atau pindah jalur.
Nyala lampu dapat berkedip-kedip karena diatur oleh flaser. Kedipan
lampu tanda belok dikatakan normal adalah 60-120 C/mnt (Schuring,
H, & Kusumoyudo Wasito, B. ,1982:191).
Lampu penerangan utama pada Toyota Hi-Ace menggunakan 4
lampu tipe sealed beam, 2 lampu double untuk jarak dekat dan jauh
serta 2 lampu single untuk lampu jarak jauh masing-masing kanan
dan kiri. Lampu jarak dan tanda belok terletak di atas lampu utama
dan untuk lampu tanda belok bagian samping pada Toyota Hi-Ace
tidak ada. Berikut gambar lampu penerangan Toyota Hi-Ace:
Gambar 3. Lampu penerangan Toyota Hi-Ace
12
c. Lampu rem, mundur dan tanda belok belakang
Lampu rem berfungsi sebagai isyarat bagi kendaraan lain bahwa
kendaraan sedang mengerem dan untuk mencegah terjadinya
benturan dengan kendaraan lain di belakang yang mengikuti saat
kendaraan mengerem.
Lampu mundur dipasang pada bagian belakang kendaraan untuk
memberikan isyarat pada kendaraan belakangnya bahwa kendaraan
bermaksud mundur atau sedang mundur. Switch lampu mundur
dipasang pada transmisi. Switch ini aktif apabila transmisi pada
posisi mundur (R). Beberapa lampu Toyota Hi-Ace banyak
macamnya, salah satunya Toyota Hi-Ace ini kontruksinya berdiri
yaitu dengan urutan lampu tanda belok, tail dan rem, serta mundur.
4. Meter kombinasi dan alat ukur (gauge)
Meter kombinasi dipasang pada instrumen panel di dashboard
bagian depan tempat duduk pengemudi untuk memudahkan pengemudi
memonitor keadaan kendaraan dengan mudah. Meter (gauge)
menunjukkan indikasi yang rinci tentang keadaan setiap saat, untuk
lampu indikator untuk mengetahui fungsi komponen listrik, penunjukkan
yang berlebihan, dan penunjukkan yang tidak normal (Anonim, 2001:1).
Meter kombinasi dan alat ukur pada Toyota Hi-Ace meliputi
speedometer, tachometer, pengukur tekanan oli, pengukur bahan bakar,
pengukur temperature air, lampu indikator jauh, lampu peringatan
tekanan oli, lampu peringatan pengisian, lampu tanda belok, lampu
13
peringatan rem. Berikut adalah contoh meter kombinasi yang ada pada
mobil Toyota Hi-Ace:
Gambar 4. Meter kombinasi Toyota Hi-Ace
a. Alat ukur (gauge)
Alat ukur terdiri dari sebuah sender dan receiver. Sender
melakukan pengukuran dan receiver menunjukkan pengukuran.
1) Alat pengukur bahan bakar (fuel gauge)
Tipe receiver dan sender :
• Bimetal - Bimetal
• Bimetal - Resistance
• Cross Coil - Resistance
Alat pengukur bahan bakar ini menunjukkan banyaknya
bahan bakar di dalam tangki bahan bakar. Tipe bimetal resistance
dan cross coil yang digunakan pada Toyota Hi-Ace, kebihannya
kecepatan penunjukan dan mudah penanganannya.
2) Alat pengukur temperatur air pendingin
Coolant temperature gauge adalah menunjukkan temperatur
air pendingin pada mesin. Toyota Hi-Ace menggunakan tipe
bimetal - resistance.
14
3) Alat pengukur tekanan oli
Oil pressure gauge adalah penunjukan tekanan pelumasan di
dalam mesin agar memudahkan mendeteksi kekurangan dalam
sistem pelumasan. Penunjukan adanya tekanan oli pada mesin
Toyota Hi-Ace ini ditunjukkan dengan indikator lampu saja.
b. Lampu-lampu peringatan dan pengontrolan
Lampu-lampu pengontrolan dan peringatan berfungsi untuk
memberikan informasi kepada pengemudi bila jumlah yang
ditetapkan berlebihan atau ada yang kekurangan dan apabila
perlengkapan listrik tidak bekerja atau tidak berfungsi.
1) Lampu pengisian
Lampu indikator pengisian menyala saat kunci kontak ON, saat
mesin hidup maka lampu akan mati, ini menandakan adanya
pengisian. Apabila lampu tidak mati maka tidak adanya pengisian
pada baterai.
2) Pengontrolan lampu jarak jauh
Menunjukkan bahwa lampu indikator menyala saat lampu jarak
jauh menyala atau bekerja.
3) Lampu peringatan rem parkir
Menunjukkan bahwa peringatan rem menyala saat rem parkir
bekerja atau kondisi minyak rem berkurang.
15
4) Kontrol lampu tanda belok
Menunjukkan bahwa lampu tanda belok kanan dan kiri sedang
menyala.
5) Kontrol lampu peringatan tekanan oli
Menunjukan tekanan oli pada mesin yang rendah.
c. Lampu ruangan
Pada Toyota Hi-Ace terdapat 3 lampu ruangan diantaranya
dibagian ruang kemudi, bagian tengah serta bagian belakang. Lampu
ini berfungsi untuk menerangi saat masuk atau keluar kendaraan atau
sebagai penerangan di dalam kendaraan saat dibutuhkan.
5. Switch dan Relay
a. Switch
Switch berfungsi untuk menyambung dan memutuskan arus
listrik. Switch yang terdapat pada kendaraan Toyota Hi-Ace yaitu :
1) Switch putar (Rotary Switch)
Semua kendaraan menggunakan switch ini untuk
menghidupkan mesin kendaraan, yaitu kunci kontak. Switch
putar (kunci kontak) dioperasikan dengan cara memutar tombol
atau kunci, mempunyai kontak point yang diatur satu sumbu
diatas sebuah permukaan yang bundar.
16
2) Switch tekan
Switch tekan dioperasikan dengan menekan tombol.
Contohnya pada klakson dan hazard. Pada tombol klakson
Toyota Hi-Ace terletak di roda kemudi dan tombol hazard pada
saklar kombinasi.
3) Switch tuas
Contact point yang terdapat di switch tuas dioperasikan oleh
gerakan ke atas, ke bawah, ke kiri, ke kanan. Pada tuas kanan
biasanya untuk saklar tanda belok, lampu jarak jauh dan
dim/flash, dioperasikan maju-mundur, ke atas-bawah. Pada tuas
kiri digunakan untuk wiper dan washer, dioperasikan majumundur,
dan ke atas. Berikut gambar switch pada Toyota Hi-
Ace:
Gambar 5. Switch pada Toyota Hi-Ace
4) Switch tarik
Contact point switch ini dioperasikan oleh gerakan maju
atau mundur. Penggunaan switch tarik sama seperti saklar
Switch tanda belok dan
jarak jauh/flash
Switch wiper
dan washer
17
kombinasi tetapi lebih sederhana. Pada Toyota Hi-Ace terletak
dibagian paling kanan pada dashboard dan digunakan sebagai
saklar lampu jarak, lampu ekor, lampu kepala jarak pendek.
5) Switch dioperasikan oleh perubahan temperatur
Switch ini dioperasikan oleh perubahan temperatur yang
ditimbulkan oleh adanya perubahan arus. Switch ini dipasang
pada engine pada saluran water jacket untuk mendeteksi panas
mesin. Pada Toyota Hi-Ace switch terletak di engine bagian kiri.
Gambar 6. Switch Thermal Resistor (Anonim, 1995:6-46)
6) Switch yang dioperasikan oleh perubahan tekanan fluida
Switch ini bekerja dengan adanya perubahan tekanan fluida
untuk mengetahui tekanan. Pada Toyota Hi-Ace oil pressure
switch ini terletak dibagian kiri engine serta indikator tekanan
oli ini hanya dengan lampu saja.
Gambar 7. Oil pressure switch (Anonim, 1995:6-46)
b. Relay
Relay adalah rangkaian elektromagnetik, asas dari perangkat ini adalah
dapat menimbulkan medan magnet yang dikendalikan dengan sinyal listrik.
18
Toyota Hi-Ace menggunakan juga menggunakan relay pada lampu
penerangannya yang diletakkan di bawah dashboard dekat fuse box.
Relay berfungsi untuk :
1) Memperpanjang umur switch.
2) Memperkecil voltage drop karena sirkuit dapat diperpendek.
Jenis – jenis relay antara lain :
1) Normal terbuka (Normally Open)
2) Normal tertutup (Normally closed)
3) Relay kombinasi
c. Klakson
Klakson merupakan sebuah piranti keamanan yang dapat
memberikan isyarat suara yang berfungsi untuk memberikan tanda
atau peringatan kepada pemakai jalan di depannya agar memberi jalan
atau agar lebih berhati-hati (Boentarto, 1993:72). Bunyi klakson tidak
boleh terlalu keras sehingga akan mengejutkan pengemudi lain
bahkan dapat menimbulkan kecelakaan, tetapi juga tidak boleh terlalu
lemah. Klakson juga berfungsi sebagai alat komunikasi (menyapa)
kepada pengemudi lain. Pada Toyota Hi-Ace klakson terletak di
belakang grill depan atau belakang bumper depan.
6. Wiper dan Washer
a. Wiper
Wiper berfungsi untuk membersihkan kaca kendaraan agar tidak
terhalang oleh air pada waktu hujan, selain itu juga untuk
19
membersihkan kaca kendaraan dari debu, kotoran dan lumpur yang
dapat mengganggu pandangan pengendara. Kontruksi wiper yaitu
motor wiper, tuas wiper, lengan wiper, dan wiper blade (Anonim,
1995:6-59).
1) Motor wiper
Motor wiper adalah motor magnet dengan gigi reduksi yang
berfungsi untuk menggerakkan lengan wiper dan diteruskan ke
wiper blade. Ada dua tipe motor wiper, tipe wound-rotor (lilitan
coil) dan tipe ferrite magnet (magnet permanen) (Anonim,1995:
6-59). Motor wiper terletak dibagian tengah di bawah dashboard.
Saklar wiper jadi satu dengan washer dan menyatu dengan saklar
kombinasi yang terdapat di bawah roda kemudi. Berikut gambar
motor wiper dan saklar wiper-washer pada Toyota Hi-Ace:
Gambar 8. Motor wiper dan saklar wiper washer
2) Tuas wiper (wiper link)
Tuas wiper berfungsi untuk mengubah gerak putar dari
motor wiper menjadi gerak bolak-balik pada motor wiper.
Saklar wiper washer
20
3) Lengan wiper (wiper arm)
Wiper terdiri dari lengan (arm) yang memiliki poros di bagian
bawahnya dan terdapat bilah karet (wiper blabe) yang mengayun
ke atas ke bawah diatas permukaan kaca.
4) Wiper blade
Wiper blade adalah sebuah karet yang menyapu permukaan
dan membersihkan dari air dan kotoran lain pada permukaan
kaca kendaraan.
b. Washer
Fungsi dari washer adalah untuk menyemprotkan cairan pembersih
ke permukaan kaca kendaraan sehingga membantu mengurangi beban
pada motor dengan membersihkan debu dan kotoran dari kaca depan
maupun belakang. Washer terdiri dari tangki washer, motor washer,
selang dan nozzle (Anonim, 1995: 6-61). Tangki washer berfungsi
untuk menyimpan cairan pembersih yang akan disemprotkan ke kaca
melalui nozzle sebagai mengatur semprotan yang diarahkan ke
permukaan kaca.
Motor wiper pada washer akan menghisap cairan pembersih pada
tangki washer. Ada beberapa tipe antara lain tipe gigi (gear type), tipe
squeeze dan tipe sentrifugal. Letak tangki washer Toyota Hi-Ace
terletak di bawah dashboard sebelah kiri. Motor washer menjadi satu
dengan tangki washer.
21
C. Mitshubishi COLT
Berikut adalah identifikasi karakteristik dari kendaraan Mitshubishi
COLT:
1. Jaringan kabel
Jaringan kabel pada Mitshubishi COLT dilewatkan (klem) pada
chassis bodi sebelah kanan. Bagian depan pada lampu penerangan
jaringan kabel melalui belakang cabin menuju ke bawah dashboard ke
komponen meter kombinasi, saklar, kunci kontak, serta fuse. Jaringan
kabel menuju ke belakang melalui bagian samping kanan mesin
(komponen kelistrikan mesin), dan menuju ke lampu penerangan
belakang. Panjang kabel bodi pada Mitshubishi COLT sekitar 11,75
meter. Berikut adalah gambar letak jaringan kabel pada Mitshubishi
COLT:
Gambar 9. Jaringan kabel lampu utama Mitshubishi COLT
2. Komponen penghubung
a) Sekering
Mitshubishi COLT penempatan box sekering terdapat pada
bawah dashboard sebelah kanan di atas pedal gas, menggunakan box
Jaringan kabel ke
lampu utama
Jaringan kabel dibawah
dashboard
22
sekering 7 lajur. Sekering 7 lajur tersebut digunakan sebagai engine,
lampu penerangan, wiper, turn, tail, stop, room lamp.
b) Fusible link
Pada Mitshubishi COLT terletak penggunaan fusible link belum
ada. Sumber baterai menggunakan 12V-45Ah yang terletak pada
bawah jok depan pengemudi.
3. Sistem penerangan
a. Penerangan utama
Lampu penerangan utama pada Mitshubishi COLT menggunakan
4 lampu tipe sealed beam, 2 lampu double untuk jarak dekat dan
jauh serta 2 lampu single untuk lampu jarak jauh masing-masing
kanan dan kiri. Lampu jarak dan tanda belok terletak di atas lampu
utama dan untuk lampu tanda belok bagian samping. Berikut gambar
lampu penerangan Mitshubishi COLT:
Gambar 10. Lampu penerangan Mitshubishi COLT
b. Lampu tanda belok dan jarak
Lampu penerangan utama pada Mitshubishi COLT menggunakan
4 lampu tipe sealed beam, 2 lampu double untuk jarak dekat dan
jauh serta 2 lampu single untuk lampu jarak jauh masing-masing
23
kanan dan kiri. Lampu jarak dan tanda belok terletak di atas lampu
utama dan untuk lampu tanda belok bagian samping pada
Mitshubishi COLT tidak ada.
c. Lampu rem, mundur, dan tanda belok
Lampu rem, mundur, dan tanda belok pada Mitshubishi COLT
posisinya tidur yaitu dengan urutan dari paling luar lampu tanda
belok, rem dan tail, serta lampu mundur.
4. Meter kombinasi
Meter kombinasi dan alat ukur pada Mitshubishi COLT meliputi
speedometer, tachometer, pengukur tekanan oli, pengukur bahan bakar,
pengukur temperature air, lampu indikator jauh, lampu peringatan
tekanan oli, lampu peringatan pengisian, lampu tanda belok, lampu
peringatan rem. Berikut adalah contoh meter kombinasi yang ada pada
mobil Mitshubishi COLT:
Gambar 11. Meter kombinasi Mitshubishi COLT
a. Alat ukur bahan bakar Mitshubishi COLT menggunakan tipe bimetal
resistance dan cross coil.
b. Alat ukur temperatur air pendingin Mitshubishi COLT menggunakan
tipe bimetal-resistance.
24
c. Alat ukur tekanan oli mesin Mitshubishi COLT menggunakan lampu
peringatan saja.
d. Lampu ruangan pada Mitshubishi COLT terdapat 3 bagian yaitu
bagian ruang kemudi, bagian tengah dan belakang.
5. Switch
a. Menggunakan saklar tarik dengan 2 tingkatan tarikan, terletak di
paling kanan dashboard.
b. Saklar kombinasi pada Mitshubishi COLT hanya untuk lampu tanda
belok, jarak jauh/flash saja.
c. Saklar wiper dan washer terdapat pada dashboard dengan
mnggunakan saklar kombinasi saklar tarik dan putar, tarik untuk
wiper 2 tingkatan low dan high, putar untuk washer.
d. Oil pressure switch pada Mitshubishi COLT terletak di bagian sisi
kiri belakang engine.
e. Switch mundur pada Mitshubishi COLT terletak di sisi kanan
transmisi.
6. Relay
Pada sistem kelistrikan Mitshubishi COLT belum menggunakan relay.
7. Wiper
Menggunakan motor wiper yang diletakkan bawah dashboard bagian
tengah, menggunakan saklar tarik 2 tingkatan yang terdapat di
dashboard.
25
8. Washer
Tangki dan motor washer kontruksinya jadi satu dan terletak di bawah
dashboard di sisi kiri.
D. Perbedaan dan Persamaan
Dari identifikasi karakteristik antara Toyota Hi-Ace dengan Mitshubishi
COLT didapat suatu perbedaan serta kesamaan didalamnya, antara lain:
Perbedaan:
1. Panjang jaringan kabel pada kendaraan Mitshubishi COLT lebih pendek
25 cm dari Toyota Hi-Ace.
2. Penempatan jaringan kabel Toyota Hi-Ace di chassis kiri sedangkan
Mitshubishi COLT di chassis kanan.
3. Lampu tanda belok depan bagian samping Toyota Hi-Ace tidak ada.
4. Oil pressure switch Mitshubishi COLT terletak disisi kanan engine,
Toyota Hi-Ace terletak disisi kiri engine.
5. Fuse box Toyota Hi-Ace menggunakan 8 lajur, Mitshubishi COLT
menggunakan 7 lajur.
6. Saklar wiper washer Mitshubishi COLT terdapat di dashboard, Toyota
Hi-Ace jadi satu dengan saklar kombinasi.
7. Sistem kelistrikan Toyota Hi-Ace sudah menggunakan relay dan fusible
link untuk pengamannya, Mitshubishi COLT belum memakai.
8. Kontruksi lampu belakang Mitshubishi COLT posisi tidur, Toyota Hi-
Ace lebih keatas dan posisi berdiri.
26
Persamaan :
1. Menggunakan 4 lampu utama pada sistem penerangan.
2. Posisi lampu jarak dan tanda belok depan sama sehingga kabel ke
komponen tersebut sama panjangnya.
3. Kontruksi meter kombinasi dan diameter pada dashboard anatara
Mitshubishi COLT dan Toyota Hi-Ace sama.
4. Letak dan jumlah lampu ruangan sama.
5. Penggunaan sumber baterai menggunakan baterai 12V-45Ah.
6. Letak motor wiper serta tangki washer sama.
E. Langkah Penanganan
Dari hasil identifikasi karakteristik perbedaan antara Toyota Hi-Ace
dengan Mitshubishi COLT, maka langkah penanganan yang perlu dilakukan
untuk mengatasi perbedaan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kurangnya panjang kabel bodi Mitshubishi COLT jika dipasang ke
Toyota Hi-Ace akan terjadi pada komponen lampu belakan, karena
kontuksi lampu Toyota Hi-Ace lebih keatas dan posisinya berdiri maka
perlu dilakukan penyambungan kabel pada komponen lampu belakang
tersebut.
2. Posisi penempatan jaringan kabel akan mengacu pada Toyota Hi-Ace
dengan dilewatkan chassis sebelah kiri. Pemindahan tidak mengalami
banyak kendala pada panjang kabel dan letak komponen, hanya akan
dilakukan penyambungan sedikit pada komponen switch mundur.
27
3. Tidak adanya lampu tanda belok dibagian samping pada Toyota Hi-Ace
maka untuk kabel lampu tanda belok pada Mitshubishi COLT akan tidak
digunakan.
4. Perbedaan letak oil pressure switch pada engine tidak mengalami masalah
karena kabel untuk komponen tersebut terjangkau.
5. Penggunaan fuse pada sistem kelistrikan akan mengalami penggabungan
pada salah satunya.
6. Pemakaian saklar wiper washer akan dipasagkan pada dashboard dengan
membuatkan dudukan saklar.
7. Pada sistem kelistrikan akan ditambahkan pengaman seperti pada Toyota
Hi-Ace yaitu dengan memasang relay dan fusible link. Penambahan ini
akan memerlukan pembuatan dudukan untuk komponen tersebut.
F. Perencanaan Proses Modifikasi
Setelah melakukan pendekatan permasalahan yang ada maka langkah
selanjutnya yang akan ditempuh adalah melakukan rencana proses
modifikasi. Langkah ini diambil untuk menentukan bagaimana tahapantahapan
bagaimana proses modifikasi akan dilakukan, bertujuan untuk agar
pelaksanaan proses modifikasi dapat berjalan secara berurutan dan dapat
melalui jalur yang benar agar proses modifikasi tersebut dapat berjalan
dengan lancar. Adapun rencana langkah modifikasi dilakukan mulai dari
bagaimana rancangan modifikasi, proses modifikasi, pengujian sistem
kelistrikan dan akan didapatkan hasilnya.
28
G. Konsep Pengukuran
Konsep pengukuran dilakukan dengan mengukur tegangan drop pada tiap
sistem untuk menentukan sistem kelistrikan mana yang terjadi penurunan
daya sehingga dapat mengetahui dan menentukan kenapa sistem tersebut
dapat mengalami penurunan daya yang cenderung besar. Pengukuran yang
kedua dilakukan dengan mengukur arus yang mengalir tiap sistemnya
sehingga hasilnya untuk membandingkan arus teoritis dengan arus aktual
pada sistem kelistrikan dan untuk menentukan kapasitas fuse yang akan
digunakan. Pengukuran ketiga dilakukan dengan mengukur arus total pada
semua sistem kelistrikan yang bekerja untuk pengaplikasian pemasangan
fusible link.
29
BAB III
KONSEP RANCANGAN MODIFIKASI
A. Analisis Kebutuhan Modifikasi
Analisis kebutuhan modifikasi kelistrikan bodi pada mobil Toyota Hi-Ace
dilaksanakan dengan identifikasi karakteristik anatara Toyota Hi-Ace dengan
Mitsubishi Colt. Identifikasi karakteristik tersebut antara lain:
1. Kabel bodi pada Toyota Hi-Ace sebagian besar sudah tidak ada dan
walaupun dipebaiki sudah tidak bisa dipakai lagi, untuk itu digunakannya
kabel bodi Mitsubishi Colt karena sulitnya mencari berbagai macam warna
kabel serta kualitas, sehingga kabel Mitsubishi Colt sudah baik dikelasnya
dibanding kabel yang ada dipasaran. Sistem kelistrikan kedua kendaraan
tesebut pada wiring diagram mengalami perbedaan antara lain:
a. Panjang kabel Toyota Hi-Ace lebih panjang 27 cm, sehingga perlu
penambahan kabel dan penyambungan pada lampu bagian belakang.
b. Penempatan jaringan kabel pada Mitsubishi Colt melalui chassis
kanan sedangkan Toyota Hi-Ace melalui chassis kiri, sehingga
nantinya pemasangan jaringan kabel Toyota Hi-Ace harus melalui
chassis kiri dan harus dilakukan penyambungan kabel pada switch
mundur.
c. Penggunaan sistem pengaman seperti relay dan fusible link pada
sistem kelistrikan Mitsubishi Colt belum menggunakan, untuk itu
pada kabel bodi Mitsubishi Colt yang dipasang pada Toyota Hi-Ace
30
perlu dilakukan penambahan komponen tersebut sebagai pengaman.
Penambahan relay dilakukan dengan membuat dudukan relay dengan
plat 2,5 mm dan dibentuk Z menyesuaikan tempatnya diatas pedal gas
dibawah dashboard paling kanan, sedangkan fusible link dibuatkan
dudukan di dekat baterai dibawah jok pengemudi dengan
menggunakan bor 3,5 mm.
d. Pemakaian pengaman fuse dan fuse box Toyota Hi-Ace menggunakan
8 lajur dan Mitsubishi Colt menggunakan 7 lajur. Dari 7 lajur tersebut
dapat dimaksimalkan penggunaanya karena 1 buah fuse digunakan
untuk sistem audio sedangkan modifikasi ini tidak sampai
memodifikasi sistem audio, sehingga 7 buah fuse sudah cukup
digunakan. Penyambungan sumber dan fuse box juga memerlukan
penambahan kabel dan skun female, masaing-masing kabel
menggunakan kabel bekas yang masih ada dan skun membutuhkan 12
buah.
2. Lampu tanda belok depan bagian samping pada Toyota Hi-Ace tidak ada
sehingga untuk jaringan kabel yang ke lampu tanda belok bagian samping
tidak digunakan. Ini merupakan salah satu pertimbangan pada pemilihan
kabel bodi Mitsubishi Colt yang dirasa tidak banyak melakukan
penambahan atau penyambungan kabel lagi.
3. Keadaan saklar kombinasi pada Toyota Hi-Ace sudah tidak dapat
digunakan lagi, sehingga harus diganti dengan saklar kombinasi
Mitsubishi Colt untuk mencocokkan soket kabel bodi dengan saklar.
31
Penggantian ini memerlukan pelebaran diameter saklar kombinasi untuk
memasangnya pada poros kemudi. Diameter saklar diperlebar dengan
menggunakan kikir ½ bulat. Pada saklar kombinasi Toyota Hi-Ace saklar
wiper washer jadi satu sedangkan pada Mitsubishi Colt terpisah, untuk itu
saklar wiper washer dapat diatasi dengan memindahkan saklar pada
dashboard disamping meter kombinasi. Ini memiliki keuntungan karena
kontruksi jaringan kabel untuk saklar wiper washer juga tercapai.
4. Karakteristik dari meter kombinasi dari kedua kendaraan tidak banyak
perbedaan, hanya letak speedometer Toyota Hi-Ace dikanan sedangkan
Mitsubishi Colt dikiri, begitu juga dengan alat ukurnya.
5. Penempatan oil pressure switch pada engine, Mitsubishi Colt disisi kanan
engine sedangkan Toyota Hi-Ace disisi kanan engine. Perbedaan ini tidak
merubah panjang kabel untuk switch karena panjang kabel telah tercapai.
6. Pengamanan jaringan kabel ditambahkan corrugate tube pada jaringan
kabel bagian dekat mesin untuk melindungi dari panas mesin maupun air
dan pada bagian depan cabin belakang grill untuk melindungi dari air.
Berdasarkan analisis tersebut maka kebutuhan bahan-bahan dan alat yang
digunakan untuk proses modifikasi pada sistem kelistrikan bodi Toyota Hi-
Ace sangatlah banyak dikarenakan sebagian besar sistem kelistrikan bodi
Toyota Hi-Ace sudah tidak dapat bekerja sehingga dibutuhkan bahan untuk
melengkapi komponen, sehingga semua kebutuhan tersebut akan ditabulasikan
pada tabel 1.
32
B. Implementasi
Setelah mendapatkan analisis kebutuhan untuk melakukan proses
modifikasi maka kemudian hali tersebut akan dilakukan bagaimana langkah
yang seharusnya akan dilakukan dalam proses modifikasi pada Toyota Hi-
Ace, dikarenakan sebagian besar sistem kelistrikan bodi Toyota Hi-Ace sudah
tidak dapat bekerja sehingga dibutuhkan bahan untuk melengkapi guna
melakukan perbaikan.
Adapun kebutuhan bahan yang digunakan dalam proses modifikasi pada
sistem kelistrikan bodi mobil Toyota Hi-Ace sebagai berikut:
Tabel 1. Implementasi proses modifikasi
No Bahan Seharusnya Kenyataan Jumlah
1 Kabel bodi Hi-Ace COLT 120 1 set
12 m 11,73 m + 0,27 m
2 Wiring kelistrikan Hi-Ace COLT 120 2 lembar
3 Meter kombinasi Hi-Ace COLT 120 1 buah
4 Saklar kombinasi Hi-Ace COLT 120 1 buah
5 Saklar washer wiper Hi-Ace COLT 120 1 buah
6 Relay 12V-30A 12V-30A 3 buah
7 Fusible link - 55 A 1 buah
8 Fuse Tabung Tabung 5-15 A 6 buah
9 Fuse box 8 lajur 7 lajur 1 buah
10 Kunci kontak Hi-Ace COLT 120 1 buah
11 Klakson 12 V-45 W 12 V-45 W 1 buah
12 Flaser - 12,8V 85 c/m 1 buah
13 Lampu kepala 12V-37,5W ,
12V-60W
12V-37,5 , 12V-
60W
@ 2 buah
14 Lampu sign depan Hi-Ace Hi-Ace 2 buah
15 Lampu belakang Hi-Ace Hi-Ace 2 buah
16 Lampu ruangan Hi-Ace ST 100 3 buah
17 Switch rem Hi-Ace COLT 120 1 buah
18 Bohlam+piting CHG Hi-Ace COLT 120 @ buah
33
No Bahan Seharusnya Kenyataan Jumlah
19 Bohlam - 12V-8W,
12V18/6W
8 dan 2 buah
20 Saklar pencet - - 1 buah
21 Mata bor - 3,5 mm 1 buah
22 Baut penyetel - - 6 buah
23 Skun - Male dan female secukupnya
24 Wiper Hi-Ace COLT 120 1 set
25 Washer Hi-Ace COLT 120 1 set
26 Fuel gauge dan fuel
gauge unit
Hi-Ace COLT 120 @ 1 buah
27 Oil pressure switch - Hi-Ace 1 buah
28 Tenol - /meter 2 meter
29 Corrugate tube - Ó¨ 30 mm 3 meter
30 Konektor female - 6 dan 3 soket 4 dan 2 buah
Setelah kebutuhan bahan didapatkan maka kebutuhan alat yang
dibutuhkan untuk modifikasi pada sistem kelistrikan bodi mobil Toyota Hi-
Ace ini antara lain :
a. Obeng (+) dan obeng (-)
b. Bor listrik
c. Solder
d. Kunci ring, pas
(menyesuaikan)
e. Tang (menyesuaikan)
f. Gunting/cutter
g. Isolasi
h. Kikir ½ bulat
Rancangan alat untuk pengujian sistem kelistrikan diperlukan alat
multimeter untuk mengukur tegangan drop dan amperemeter untuk mengukur
besar arus pada sistem. Pengujian fungsi dan ketahanan sistem dilakukan
dengan menghidupkan semua sistem secara berulang dan dengan jangka
waktu tertentu.
34
C. Rencana Langkah Kerja
Sebelum melakukan modifikasi dalam perbaikan kelistrikan bodi mobil
Toyota Hi-ace maka terlebih dahulu membuat rencana kerja mulai dari
identifikasi komponen, pengukuran sampai pengujian, sehingga langkahlangkah
proses pengerjaan modifikasi dapat terencana sesuai yang diharapkan.
Adapun tahap-tahap langkah kerja modifikasi antara lain :
1. Identifikasi karakteristik
Untuk melakukan modifikasi sistem kelistrikan ini maka terlebih
dahulu melakukan identifikasi karakteristik antara Toyota Hi-Ace dengan
Mitshubishi COLT sehingga dengan itu mendapatkan perbedaan dan
persamaan antara keduanya. Dengan perbedaan tersebut maka langkah
selanjutnya bagaimana rencana modifikasi.
2. Identifikasi komponen
Mengidentifikasi kerusakan dan kelengkapan komponen dengan tujuan
untuk mencari data komponen apa saja yang harus diganti dan diperbaiki,
dengan cara pemeriksaan melakukan pengecekan pada komponen. Semua
hasil identifikasi ini dapat dilihat pada lampiran 1.
3. Observasi harga dan pembelian komponen
Semua komponen yang telah dibutuhkan akan dilakukan observasi
harga dan ada tidaknya komponen. Pembelian komponen dilakukan di
toko-toko spart part maupun toko “klithikan” yang ada di sekitar daerah
Yogyakarta.
35
4. Proses modifikasi
Setelah semua bahan dan alat yang dibutuhkan tersedia maka proses
modifikasi dapat dilakukan. Proses modifikasi dimulai dari pencarian dan
pemeriksaan kontinuitas jaringan antar kabel bodi Mitshubishi COLT
dengan konektor, pengecekan kondisi dari lampu-lampu, kemudian
pengecekan saklar-saklar, melengkapi semua komponen lainnya yang
belum ada, pembuatan dudukan fuse box, relay,lampu ruangan, saklar tarik
wiper washer dan kunci kontak pada dashboard serta fusible link. Setelah
itu merangkai kabel sesuai lay out Toyota Hi-Ace dilewatkan pada chassis
kiri, penyambungan kabel-kabel yang memerlukan penambahan panjang
pada bagian lampu belakang pada switch mundur, memperbesar diameter
saklar kombinasi pada poros kemudi, penyambungan kabel dan skun pada
fuse box, membungkus kabel dengan corrugate tube.
5. Pemasangan pada mobil
Pemasangan dilakukan dari pemasangan jaringan kabel, komponen
lampu- lampu dan saklar, komponen pengaman, dan komponen kelistrikan
yang lain.
6. Penyambungan
Penyambungan dilakukan pada penyambungan jaringan kabel dengan
komponen lampu, penyambungan jaringan kabel dan saklar, komponen
relay, penyambungan pada fuse box, flaser, meter kombinasi, komponen
washer wiper, fuel gauge unit, fusible link, dan baterai.
36
7. Pengukuran pada sistem
Pengukuran pada sistem kelistrikan dilakukan pada setiap sistem yaitu
untuk mengetahui tegangan drop, kebutuhan arus yang mengalir. Dengan
dilakukan pengukuran tegangan drop ini maka akan diketaui apabila
sistem tersebut mengalami kejanggalan atau masalah pada sistem sehingga
dilakukan pemecahannya. Pengukuran arus untuk mengetahui kapasitas
kabel yang dipakai dapat dilewati arus pada sistem itu atau tidak.
8. Pengecekan ulang pada sistem
Apabila terjadi permasalahan maka dicarilah dimana permasalahan
yang ada, misalnya apakah penyambungan kabel mengalami kekeliruan,
penyambungan kabel tidak kuat, sambungan antar soket kotor.
9. Pengukuran ulang
Setelah permasalahan telah diketahui maka dilakukan pengukuran
ulang sehingga tegangan drop didapat angka yang paling kecil dan arus
yang mengalir dapat diterima.
10. Pengujian
Setelah semua pekerjaan selesai, yang terakhir adalah pengecekan pada
semua komponen, kemudian menguji kinerja kelistrikan bodi. Pengujian
dilakukan pada pengujian fungsi masing-masing sistem dan ketahanan
semua sistem tersebut.
11. Selesai
37
D. Rencana Jadwal Modifikasi
Supaya target dapat tercapai dengan tepat maka sebelum melakukan
pengerjaan modifikasi sistem kelistrikan bodi, terlebih dahulu dibuat program
atau jadwal yang akan dilaksanakan sebagai acuan atau target yang harus
dicapai. Perencanaan alokasi waktu proses modifikasi sistem kelistrikan bodi
sebagai berikut :
Table 2. Rencana Jadwal Modifikasi
No Uraian
Kegiatan
Waktu
November
2009
Desember
2009
Januari
2010
Februari
2010
1 Pemikiran
gagasan
2 Identifikasi
kerusakan
3 Perancangan
perbaikan
4
Observasi dan
pembelian
komponen
5 Proses
pengerjaan
6 Pengujian
7 Pembuatan
laporan
E. Kalkulasi Biaya
Table 3. Kalkulasi Biaya
NO Nama bahan Jumlah Harga (Rp)
1 Kabel bodi 1 set 300.000-
2 Kunci kontak 1 buah 25.000-
3 Stop lamp 2 buah 45.000-
4
Lampu tanda belok dan kota
depan 2 buah 45.000-
38
NO Nama bahan Jumlah Harga (Rp)
5 Fuse box 1 buah 17.500-
6 1 set lampu belakang 2 buah 50.000-
7 Saklar dim 1 buah 75.000-
8 Head lamp 2 buah 55.000-
9 Relay 3 buah 45.000-
10 Flaser 1 buah 15.000-
11 Jek relay 3 buah 13.500-
12 Klakson 1 buah 25.000-
13 Switch rem 1 buah 15.000-
14 Konektor (female) 6 dan 3 soket 6 buah 17.500-
15 Bohlam
8 buah 12.000-
2 buah 3.000-
17 Bohlam CHG 5 buah 7.500-
18 Piting CHG 3 buah 15.000-
19 Lampu plafon 3 buah 80.000-
20 Mata bor 1 buah 10.000-
21 Baut penyetel lampu kepala 6 buah 15.000-
22 Konektor 4 buah 10.000-
23 Skun Secukupnya 20.000-
24 Isolasi 2 buah 4.000-
25 Corrugate tube 3 meter 30.000-
26 Oil pressure switch 1 buah 17.000-
27 Fuel gauge , fuel gauge unit 1 buah 70.000-
28 Wiper 1 set 180.000-
29 Washer 1 set 96.500-
30 Pembuatan tempat baterai 1 buah 50.000-
31 Lain-lain - 50.000-
Jumlah 1.413.000-
F. Rancangan Pengujian
Dalam rancangan pengujian modifikasi sistem kelistrikan mobil Toyota
Hi-Ace dilakukan dengan uji kinerja sistem, yaitu :
1. Uji fungsi masing-masing sitem.
2. Uji ketahanan sistem.
39
1. Uji fungsi masing-masing tiap sistem
Uji ini dilakukan untuk mengetahui semua komponen dalam sistem
kelistrikan bodi mobil Toyota Hi-Ace dapat berfungsi dengan baik atau
tidak. Adapun sistem yang diuji, yaitu :
a. Sistem lampu penerangan (kepala)
Mengaktifkan saklar lampu kepala sehingga apakah lampu dapat
menyala atau tidak, terang atau redup, penyorotan pencahayaan
lampu, lampu jarak jauh dapt bekerja atau tidak.
b. Sistem lampu peringatan
Mengaktikan saklar lampu-lampu peringatan, sehingga lampu
indikator tanda belok pada meter kombinasi menyala, lampu berhenti
menyala, lampu tekanan oli mesin, lampu indikator jarak jauh
menyala atau tidak.
c. Kinerja switch
Mengaktifkan semua switch apakah jika switch tersebut aktif maka
komponen yang berhubungan dapat bekerja atau tidak, misalkan pada
klakson.
d. Water temperature gauge
Pengujian ini dilakukan dengan menghidupkan mesin mobil sehingga
apabila panas mesin tercapai apakah water temperature gauge dapat
bekerja tau tidak.
40
e. Fuel gauge
Pengujian dilakukan dengan menggerakkan pelampung apabila belum
terpasang sehingga apakah jarum penunjuk dapat naik atau turun. Jika
terpasang maka tangki harus diisi bahan bakar sehingga pelampung
dapat bekerja dan jarum dapat bekerja pula atau tidak.
f. Sistem lampu ruangan
Mengaktifkan semua saklar lampu ruangan dan dapat bekerja dengan
baik atau tidak saklar-saklarnya.
g. Sistem wiper dan washer
Pengujian wiper dilakukan dengan mengaktifkan saklar wiper dan
apakah wiper dapat bekerja atau tidak, automatis berhenti dapat
bekerja atau tidak.
h. Sistem washer
Pengujian washer dilakukan dengan mengaktifkan saklar dan washer
dapat bekerja atau tidak, penyemprotan air pada nozzle pada
permukaan kaca dapat bekerja dengan baik.
2. Uji ketahanan sistem
Untuk uji ketahanan dilakukan dengan cara mengaktifkan sistem
kelistrikan bodi secara berulang-ulang dalam jangka waktu tertentu,
sehingga yakin sistem yang dibuat dapat berfungsi baik dan memiliki
ketahanan. Kriteria pengujiannya yaitu dapat berfungsinya semua switch,
komponen penerangan, bekerjanya alat ukur (gauge), bekerjanya wiper
dan washer, tidak panasnya kabel atau putusnya fuse, tidak mengalami
41
masalah saat dilakukan pengaktifan saklar atau sistem dan komponen
secara berulang-ulang.
42
BAB IV
PROSES, HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Proses Modifikasi Sistem Kelistrikan Bodi
Proses modifikasi sistem kelistrikan bodi pada Toyota Hi-Ace ini
dilakukan agar fungsi semua sistem kelistrikan bodi pada Toyota Hi-Ace
dapat bekerja sesuai fungsinya masing-masing, sehingga sistem kelistrikan
dapat digunakan pada kendaraan tersebut.
Proyek akhir kelistrikan bodi ini memodifikasi sistem kelistrikan bodi
pada keseluruhan sistemnya karena sebagian besar komponen kelistrikan
mobil Toyota Hi-Ace sudah tidak ada atau tidak berfungsi. Maka pada
keseluruhan sistem kelisrtikan bodi utama dilakukan perbaikan dan
melengkapi komponen yang belum ada. Adapun proses modifikasi sistem
kelistrikan bodi diantaranya:
1. Proses modifikasi sistem kelistrikan bodi
a. Melepas semua komponen kelistrikan bodi dari mobil Toyota Hi-Ace
yang masih tersedia. Hal ini dilakukan agar lebih mudah dalam
pengecekan kontinuitas kabel serta komponen.
b. Melakukan pengecekan kondisi komponen lampu kepala dan
melakukan pengecekan kondisi saklar-saklar. Dalam hal ini hanya ada
1 saklar tarik saja.
c. Melakukan pengecekan kontinuitas jaringan kabel yang baru.
43
d. Membuat dudukan dim switch pada poros kemudi, karena diameter
kurang besar. Diameter lubang dim switch harus dikikir untuk
menyesuaikan dengan diameter dengan poros kemudi.
e. Membuat dudukan relay dan fuse box. Dudukan relay dibuat dengan
plat dengan tebal 3 mm dan dibuat bentuk L untuk menyesuaikan
tempat di dekat fuse box.
f. Membuat dudukan fusible link di dekat baterai di bawah jok kemudi
dengan bor 3,5 mm.
g. Melakukan pengecekan kontinuitas jaringan kabel bodi Mitsubishi
Colt pada masing-masing item seperti lampu penerangan, lampu
indikator, klakson, switch-switch lainnya.
h. Pemasangan kabel bodi sesuai lay out yang terdapat pada Toyota Hi-
Ace yaitu denga dilewatkan pada chassis sebelah kiri. Lay out
jaringan kabel dapat dilihat pada gambar 12.
i. Melakukan penyambungan pada switch mundur dan komponen lampu
belakang dan setelah dilakukan pemotongan dan penyambungan
dilakukan penyolderan agar tidak mudah lepas dan kuat.
j. Pemasangan skun (konektor) yang kemudian dipasangkan pada soketsoket
sambungan maupun soket ke masing-masing komponen, seperti
dilakukan penambahan skun pada fuse box dan lampu ruangan.
k. Penyambungan jaringan kabel sumber dengan fuse box dan jaringan
kabel yang menuju ke masing-masing beban.
44
Keterangan :
1. Fuse box
2. Meter gauge
3. Lampu kota depan kanan
4. Lampu kota depan kiri
5. Lampu kepala depan kanan
6. Lampu kepala depan kiri
7. a) baterai, b) fusible link
8. Lampu ruang depan
9. Lampu ruang tengah
10. Lampu ruang belakang
11. Lampu kota belakang kanan
12. Lampu kota belakang kiri
13. Motor wiper
14. Motor washer
15. Fuel gauge unit
Gambar 12. Layout jaringan kabel bodi pada Toyota Hi-Ace
l. Pemasangan dudukan relay, fuse pada fuse box, dipasang dibawah
dashboard kanan diatas pedal gas.
m. Penyambungan jaringan kabel dengan komponen relay pada jaringan
kabel untuk lampu kota, lampu kepala dan penyambungan jaringan
1
3 2
4
5
6 7a
8
9
10
11
12
13 7b
14
15
45
kabel lampu tanda belok dengan komponen flaser. Flaser
ditempatkan diatas handle rem parkir dibawah dashboard.
n. Penyambungan jaringan kabel dengan meter kombinasi sekaligus
pemasangan meter kombinasi. Pada meter kombinasi dilakukan
penggantian fuel gauge, fiting dan lampu indikator dan
penyambungan jaringan kabel dengan switch lampu kepala, switch
lampu tanda belok, switch klakson, switch rem, switch isyarat
mundur, oil pressure switch, temperature switch dan kunci kontak.
o. Pemasangan komponen lampu kepala, lampu kota, klakson, lampu
tanda belok. Pada lampu belakang dilakukan penyambungan kabel
dan penambahan soket karena standar lampu belakang Mitsubishi Colt
posisi dibawah tidur tetapi jika Toyota Hi-Ace lebih ke atas dan
posisinya berdiri.
p. Pemasangan komponen lampu ruang. Pemasangan lampu ruangan
bagian tengah dan belakang harus dibor untuk membuat dudukan
lampu dengan bor diameter 3,5 mm. Untuk bagian depan dipasang
sesuai tempat lampu ruang yang lama.
q. Melepas tangki bahan bakar dan fuel gauge unit, pada fuel gauge unit
sudah rusak, pelampung sudah tidak dapat bekerja serta setelah tangki
diisi dengan air, tangki mengalami kebocoran, sehingga pada tangki
bahan bakar yang bocor perlu dilakukan pengelasan serta penggantian
fuel gauge unit dan juga pengurasan pada tangki bahan bakar, setelah
itu memasang fuel gauge unit yang baru.
46
r. Memasang komponen wiper pada dudukan yang ada pada kendaraan
Toyota Hi-Ace. Pemasangan push-pull connecting rod dipasang pada
saat dimanapun poros motor wiper berada dan linking rod diposisikan
saat wiper blade pada salah satu saat tidur atau berdiri. Untuk pushpull
connecting rod dilakukan pemotongan karena terlalu panjang.
Penyetelan juga dapat dilakukan pada wiper arm.
Gambar 13. Pemasangan komponen wiper
s. Memasang washer motor, tank, nozzle washer serta memasang selang
jaringan washer. Membuat dudukan washer tank dibawah belakang
jok kiri depan dengan mengebor dengan 3,5 mm. Kemudian
memasang selang washer sesuai jaringan antara washer tank ke nozzle
washer.
t. Memasang saklar wiper, washer dan sambungan soket-soketnya.
Dilakukan pelebaran diameter saklar washer dan wiper pada
dashboard.
u. Penggantian oil pressure switch karena pada switch sudah patah dan
Penggantian water temperature switch karena sudah tidak ada.
Wiper blade yang
telah terpasang
pull connecting rod
yang telah terpasang
Wiper motor yang
telah terpasang pada
dudukannya
47
v. Penyambungan jaringan kabel dengan komponen yang telah
terpasang, pemasangan konektor sambungan antar kabel dan
penyambungan konektor jaringan kabel ke masing-masing komponen
dan dilanjutkan penyambungan jaringan kabel dengan sumber listrik
yaitu baterai.
w. Pemasangan/menambahkan fusible link dalam sistem kelistrikan
dengan membuat dudukan fusible link di bawah jok kiri depan.
Gambar 14. Pemasangan fusible link
x. Pengecekan fungsi masing-masing item dan membungkus jaringan
kabel dengan isolasi hitam yang memerlukan pembungkusan.
y. Pembungkusan dengan Corrugate tube pengaman pada jaringan kabel
yang terletak dekat mesin untuk melindungi jaringan kabel dari panas
mesin dan juga air.
Gambar 15. Pembungkusan kabel dengan Corrugate tube kabel
fusible link tipe
link yang telah
terpasang
Pembungkusan
kabel dengan
Corrugate tube di
bagian belakang
gril depan
Pembungkusan
kabel dengan
Corrugate tube
di bagian dekat
mesin
48
z. Pengecekan akhir. Hal ini dilakukan untuk memastikan komponen
kelistrikan bodi sudah terangkai dan terpasang dengan baik.
2. Menguji kinerja komponen kelistrikan bodi dengan mengaktifkan masingmasing
sub sistem yaitu lampu jarak dekat dan jauh, lampu kota, lampu
tanda belok, lampu rem, lampu isyarat mundur, klakson.
Gambar 16. Pengaktifan masing-masing sistem kelistrikan
3. Pengukuran kebutuhan tegangan, arus listrik, dan daya listrik.
Alat-alat yang diperlukan untuk pengukuran yaitu Multimeter (Spec.
Digital Multimeter DT – 830B), dan Ampermeter (Spec. KRISBOW
KW06-490).
Keterangan :
1. Papan penunjuk angka
2. Selektor
3. Probe positif (merah)
4. Probe negative (hitam)
Gambar 17. Multimeter
1
2
3
4
49
Setelah mempersiapkan alat yaitu melakukan pengecekan pada alat
yang akan digunakan, dan kemudian melakukan pengukuran arus dan
tegangan pada masing-masing sub sistem.
a. Pengukuran tegangan
Langkah mengukur tegangan : Pada multimeter menempatkan selektor
putar pada DCV, menempatkan probe positife (merah) pada kabel
positif sebelum beban, menempatkan probe negative (hitam) pada
kabel stelah beban. Mengaktifkan sistem dan lihat hasil pengukuran
pada papan penunjuk angka pengukuran. Langkah yang sama
diterapkan pada setiap sub sistem yang ada. Sebagai contoh
pengukuran pada sistem lampu kepala jarak dekat berikut ini:
Gambar 18. Pengukuran tegangan pada lampu kepala
b. Pengukuran arus pada rangkaian
Langkah mengukur arus : Menempatkan selektor putar multimeter
pada DCA. Menempatkan probe positif (merah) pada kabel positif,
menempatkan probe negative (hitam) pada kabel yang sama probe
H flas
L
T H
50
positif (seperti memotong kabel dan alat ukur seperti jembatan).
Mengaktifkan sistem dan lihat hasil pengukuran pada papan penunjuk
angka pengukuran. Seluruh pengukuran arus dilakukan pada kabel
positif sebelum beban. Langkah yang sama diterapkan pada setiap sub
sistem yang ada. Sebagai contoh pengukuran pada sistem lampu
kepala berikut:
Gambar 19. Pengukuran arus dengan amperemeter pada lampu kepala
4. Melakukan uji kinerja sistem kelistrikan mobil
a. Sistem lampu penerangan meliputi lampu kota dan lampu jarak dekat
dilakukan dengan mengaktifkan saklar tarik sehingga apakah saklar
dapat bekerja, lampu dapat nyala, dan kabel, fuse tidak mengalami
panas atau putus.
b. Sistem penerangan lampu jarak jauh dengan mengaktifkan saklar
dim/jarak jauh sehingga apakah saklar dapat bekerja, lampu dapat
nyala, lampu indikator dapat nyala, dan kabel, fuse tidak mengalami
panas atau putus.
H flas
L
T H
51
c. Sistem isyarat tanda belok dengan mengaktifkan saklar tanda belok
sehingga apakah saklar dapat bekerja, lampu dapat nyala, lampu
indikator dapat nyala dan kabel, fuse tidak mengalami panas atau
putus.
d. Lampu rem/isyarat berhenti dengan menginjak pedal rem apakah
lampu rem dapat menyala dan dapat padam saat pedal rem dilepaskan,
serta kabel, fuse tidak mengalami panas atau putus.
e. Lampu isyarat mundur dengan memposisikan gigi transmisi ke posisi
R (rear) sehingga lampu dapat menyala dan padam saat posisi gigi
transmisi tidak pada posisi R (rear) serta kabel, fuse tidak mengalami
panas atau putus.
f. Lampu ruangan dengan mengaktifkan saklar lampu ke posisi ON akan
menyala dan saat posisi OFF akan mati, serta kabel, fuse tidak
mengalami panas atau putus.
g. Isyarat bunyi atau klakson dengan menekan saklar klakson sehingga
speaker klakson dapat bunyi dengan baik atau tidak, serta kabel, fuse
tidak mengalami panas atau putus.
h. Wiper dengan cara mengaktifkan saklar wiper ke posisi L (low) dan H
(high) apakah dapat bekerja dan saat diposiskan ke OFF apakah wiper
blade dapat kembali keposisi semula, serta kabel, fuse tidak
mengalami panas atau putus.
i. Washer dengan cara mengaktifkan saklar washer dengan cara
memutarnya sehingga pompa washer dapat bekerja dan
52
menyemprotnya nosel ke perukaan kaca, serta kabel, fuse tidak
mengalami panas atau putus.
B. Hasil
1. Hasil pemakaian warna kabel pada Toyota Hi-Ace
Pemakaian warna dan diameter kabel merupakan standar dari
Mitsubishi COLT, dimaksudkan sebagai pendukung untuk membaca pada
wiring diagaram yang terdapat pada bagian lampiran 3.
Tabel 4. Pemakaian warna dan diameter pada Toyota Hi-Ace
Warna kabel Kode
kabel
Tempat pemakaian Diameter
kabel
Putih-hijau WG Tail lamp 1 mm
Hijau G Stop lamp 1 mm
Merah-biru RB Back-up lamp 1,5 mm
Hijau-kuning GY Turn signal lamp (right)
Turn signal indicator lamp
1 mm
1 mm
Hijau biru GL Turn signal lamp (left)
Turn signal indicator lamp
1 mm
1mm
Kuning hitam YB Oil pressure indicator 1 mm
Hitam-merah BR Upper beam indicator 1 mm
Kuning-putih YW Charging indicator lamp 1 mm
Merah R Head lamp (upper) 1,5 mm
Merah-putih RW Head lamp (lower) 1,5 mm
Hitam B Massa penerangan 1 mm
Coklat Br Horn 1 mm
Biru-putih LW Washer 1 mm
Merah-hijau (L)
Kuning-hijau (H)
RG
YG
Wiper 1 mm
1 mm
Biru L Massa wiper washer 1 mm
Hijau muda lG Temperature gauge unit 1 mm
Kuning Y Fuel gauge 1 mm
Hitam-putih BW Flaser unit (lamp) 0,8 mm
Hijau-kuning GY Hazard flaser unit 0,8 mm
Putih-hijau WG Sumber flaser 1 mm
Merah-putih RW Massa flaser 1 mm
53
Pemakaian kabel bodi pada modifikasi sistem kelistrikan bodi Toyota
Hiace dipakai kabel bodi Mitsubishi Colt karena sulitnya mencari berbagai
macam warna kabel yang ada pada sistem kelistrikan dan juga kualitas
kabel dipasaran, sehingga dengan pertimbangan kualitas standar kabel
Mitsubishi sudah lebih baik ditingkatnya daripada yang ada dipasaran.
2. Hasil pengukuran tegangan, arus dan perhitungan daya.
Pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui kinerja sistem kelistrikan
ini mengalami permasalahan, seperti tidak baiknya sambungan akan
menimbulkan tegangan drop, kabel panas, sehingga kita dapat mencari
titik letak dimana permasalahan itu terjadi.
Table 5. Hasil pengukuran tegangan, arus dan perhitungan daya
Sub sistem
Tegangan (V) Arus
(I)
Perhitungan Daya
%
Penurunan
daya
Sumb
er
(V)
Pada
beban
Daya total
yang
diterima
beban
Daya
beban
total/
teoritis
Lampu kepala
- Jarak dekat 12,34 11,97 8,5 101,75 W 120 W 21,90
- Jarak jauh 12,34 12,05 12,2 147,01 W 153 W 9,16
Lampu kota 12,34 12,09 3,6 43,52 W 50 W 3,24
Lampu sign 12,34 12,19 2,5 30,47 W 38 W 2,86
Lampu rem 12,34 11,99 2,6 31,17 W 36 W 1,73
Lampu mundur 12,34 11,87 1,2 14,24 W 16 W 0,28
Klakson 12,34 11,69 3,6 42,08 W 45 W 1,31
Lampu ruang 12,34 11,98 1,4 16,78 W 21 W 0,88
Hasil prosentase penurunan daya pada sistem kelistrikan terkecil 0,28 % dan
terbesar 21,90 %.
54
3. Pengukuran pada wiper dan washer
Table 6. Hasil pengukuran pada wiper dan washer
Sistem
Tegangan (V) Arus
(I)
Perhitungan
Daya Kapasitas
Sumb fuse
er
(V)
Pada
beban
Daya total yang
diterima beban
Wiper
- Low
- High
12,34 12,13
12,19
2,4
1,8
29,11 W
21,94 W 10 A
Washer 12,34 12,15 2,1 25,51 W
4. Penggunaan komponen pengaman (fuse)
Setelah melakukan pengukuran sehingga didapatkan hasil kapasitas
fuse yang akan digunakan.
Table 7. Kapasitas fuse yang dipakai
Sub sistem
Daya
total
beban
Arus
pada
sistem (I)
Kebutuhan
arus (I)
teoritis
Kapasitas
fuse
1. Lampu
kepala
- dekat 120 W 8,5 A 9,72 A 15 A
- jauh 153 W 12,2 A 12,4 A 15 A
2. Lampu kota 50 W 3,6 A 4,05 A 5 A
3. Lampu sein 38 W 2,5 A 3,07 A 5 A
4. Lampu rem 36 W 2,6 A 2,91 A 5 A
5. Lampu mundur 16 W 1,2 A 1,3 A 5 A
6. Klakson 45 W 3,6 A 3,65 A 5 A
7. Lampu ruang 21 W 1,4 A 1,7 A 5 A
8. Wiper - Low
- High
2,4 A
1,8 A 10 A
9. Washer 2,1 A
Hasil pengukuran arus total dari semua sistem kelistrikan adalah 41,32A
sehingga dipasang fusibelink tipe link dengan kapasitas 55 A.
55
5. Penggunaan soket dan konektor
Soket yang ditambahkan adalah soket sambungan 3 contact point dan
6 contact point. Pada saklar tarik menambah soket sambungan 3 contact
point male. Pada relay menggunakan soket 4 contact point. Pada unit
lampu belakang masing-masing menggunakan soket 6 contact point
female. Soket penghubung jaringan kabel dengan speaker horn, flaser,
switch rem, switch lampu mundur menggunakan soket satu contact point.
6. Kondisi semua sistem pada kendaraan Toyota Hi-Ace setelah dilakukan
modifikasi dapat dilihat pada tabel 8. Kriteria hasilnya yaitu jika baik
maka semua sistem kelistrikan seperti switch, komponen lampu, alat
ukur, dapat bekerja, serta kabel, fuse tidak mengalami panas atau putus,
jika hasil tidak baik semua sistem kelistrikan seperti switch, komponen
lampu, alat ukur, tidak dapat bekerja sesuai fungsinya, atau kabel, fuse
mengalami panas atau putus dan hasilnya akan dibahas pada pembahasan.
56
7. Kondisi setelah modifikasi
Table 8. Kondisi setelah modifikasi
No Sistem Komponen Kondisi Awal Perbaikan Hasil
1 Penerangan
Berfungsi
Lampu kepala dengan baik
Switch Baik -
Lampu 1 lampu mati, Ditambah
Kabel Ada Komp. baru
Konektor Rusak Komp. baru
Baut penyetel Tidak ada Komp. baru
Relay Tidak ada Komp. baru
Lampu kota
Switch Baik -
Berfungsi
dengan baik
Lampu, kabel,
konektor Tidak ada Komp. baru
Relay Tidak ada Komp. baru
Lampu ekor
Switch Baik -
Berfungsi
dengan baik
Lampu Tidak ada Komp. baru
Kabel Ada -
Konektor Ada -
Tanda belok
Swicth Tuas patah Komp. baru
Lampu, kabel,
konektor, flaser Tidak ada
Komp. baru
Lampu rem
Swicth, lampu,
konektor Tidak ada
Komp. baru
Berfungsi
dengan baik
Kabel Ada Komp. baru
Lampu mundur Switch, lampu,
konektor, kabel Tidak ada Komp. baru Berfungsi
dengan baik
3 Klakson Swicth, kabel,
konektor Tidak ada Komp. baru Berfungsi
dengan baik
4 Lampu ruangan
Depan Rusak Komp. baru
Berfungsi
Belakang Tidak ada Komp. baru dengan baik
Kabel, konektor Ada -
5 Komponen
pengaman
Fuse, fuse box,
fusebelink Tidak ada Komp. baru Berfungsi
dengan baik
6 Lampu indikator Lampu dan fiting Tidak ada Komp. baru Berfungsi
7 Kunci kontak Ada (macet) Komp. baru Berfungsi
8 Meter kombinasi Fuel,temperture
gauge, switch oil Fuel rusak Bekas
Berfungsi
dengan baik
9 Wiper Tidak ada Bekas
Berfungsi
dengan baik
10 Washer Tidak ada Komp. baru
Berfungsi
dengan baik
57
C. Pembahasan
Pengujian fungsi dan ketahanan dilakukan dengan menguji menguji
seluruh fungsi masing-masing sub sistem dengan cara megaktifkan sub sistem
yang diuji secara berulang dan dibiarkan dalam jangka waktu 2 jam, sehingga
sistem berfungsi dengan baik. Komponen yang diuji yaitu :
1. Sistem penerangan lampu kepala jarak dekat dapat berfungsi dengan
baik setelah dilakukan penggantian komponen lampu. Hal ini
berdasarkan pada sistem penerangan lampu kepala jarak dekat dapat
menyala ketika saklar diaktifkan ke On dan mati saat saklar Off. Setelah
melakukan pengukuran, sistem penerangan lampu kepala jarak dekat
terjadi penurunan daya sebesar 21,90 %, hal ini dikarenakan komponen
lampu kepala jarak dekat bekas, setelah dilakukan pengukuran daya
sebenarnya satu lampu mengalami penurunan dari daya teoritis satu
lampu. Nyala lampu terang, kabel tidak panas, serta tidak putus dan
tidak panasnya sekering. Arus aktual 8,5 A sedangkan arus teoritis 9,72
A sehingga dipasang 15 A jadi lampu kepala jarak dekat dipasang 15 A
dinyatakan aman.
2. Sistem penerangan lampu kepala jarak jauh dapat berfungsi dengan
baik setelah dilakukan penggantian komponen lampu. Hal ini
berdasarkan pada sistem penerangan lampu kepala jarak jauh dapat
menyala ketika saklar lampu jauh diaktifkan, serta saklar dim/flash
diaktifkan. Lampu indikator dim/flash pada meter kombinasi dapat
menyala saat lampu jarak jauh dan flash diaktifkan. Setelah melakukan
58
pengukuran, sistem penerangan lampu kepala jarak dekat terjadi
penurunan daya sebesar 9,16%, hal ini dikarenakan komponen lampu
kepala jarak jauh bekas, setelah dilakukan pengukuran daya sebenarnya
satu lampu mengalami penurunan dari daya teoritis satu lampu. Nyala
lampu terang, kabel tidak panas, serta tidak putus dan tidak panasnya
sekering. Arus aktual 12,2 A sedangkan arus teoritis 12,4 A sehingga
dipasang 15 A jadi lampu kepala jarak jauh dipasang 15 A dinyatakan
aman. Pengontrolan pada lampu kepala jarak dekat dan jauh adalah
menggunakan kontrol negatif dengan relay, switch lampu jarak dekat
dan jauh mengontrol fungsi relay. Pengontrolan terletak pada relay.
3. Sistem penerangan lampu kota dapat berfungsi dengan baik setelah
dilakukan penggantian komponen lampu. Hal ini berdasarkan pada
sistem penerangan lampu kota dapat menyala ketika saklar diaktifkan
ke On dan mati saat saklar Off. Setelah melakukan pengukuran, sistem
penerangan lampu kota terjadi penurunan daya sebesar 3,24 %,
penurunan ini bisa disebabkan karena panjang kabel. Nyala lampu
terang, kabel tidak panas, serta tidak putus dan tidak panasnya sekering.
Arus aktual 3,6 A sedangkan arus teoritis 4,05 A sehingga dipasang 5 A
jadi lampu kota dipasang 5 A dinyatakan aman. Pengontrolan lampu
kota menggunakan kontrol negatif. Pengontrolan terletak pada relay.
Saklar aktif maka arus mengalir dari baterai-fuse-relay-saklar (kontrol),
dan diteruskan pada beban.
59
4. Sistem isyarat lampu tanda belok dan hazard dapat berfungsi dengan
baik setelah dilakukan penggantian komponen. Hal ini berdasarkan
pada sistem isyarat lampu tanda belok dan hazard dapat menyala ketika
saklar diaktifkan dan mati saat saklar Off. Lampu indikator tanda belok
pada meter kombinasi dapat menyala saat lapu tanda belok diaktifkan.
Setelah melakukan pengukuran, sistem isyarat lampu tanda belok dan
hazard terjadi penurunan daya sebesar 2,86 %, penurunan ini bisa
disebabkan karena panjang kabel. Nyala lampu terang, kedipan lampu
tanda belok 107 kedipan/menit dengan normal kedipan 60-120
kedipan/menit (Schuring, H, & Kusumoyudo Wasito, B. ,1982:191).
Kabel tidak panas, serta tidak putus dan tidak panasnya sekering. Arus
aktual 2,5 A sedangkan arus teoritis 3,07 A sehingga dipasang 5 A jadi
lampu tanda belok dan hazard dipasang 5 A dinyatakan aman.
Pengontrolan lampu tanda belok dan hazard menggunakan kontrol
negatif. Pada lampu tanda belok arus dialirkan dari terminal ACC.
Pengontrolan arus dilakukan setelah melalui flaser, dikontrol switch
untuk selektor lampu tanda belok kanan dan kiri. Kemudian dialirkan
ke lampu kemudian diteruskan ke ground.
5. Sistem isyarat berhenti/rem dapat berfungsi dengan baik setelah
dilakukan penggantian komponen. Hal ini berdasarkan pada sistem
isyarat berhenti/rem dapat menyala ketika pedal rem diinjak dan mati
saat pedal rem dikembalikan ke posisi semula. Setelah melakukan
pengukuran, sistem isyarat berhenti/rem terjadi penurunan daya sebesar
60
1,73 %, penurunan ini bisa disebabkan karena panjang kabel. Nyala
lampu terang/jelas, kabel tidak panas, serta tidak putus dan tidak
panasnya sekering. Arus aktual 2,6 A sedangkan arus teoritis 2,91 A
sehingga dipasang 5 A jadi lampu isyarat berhenti/rem dipasang 5 A
dinyatakan aman. Pengontrolan lampu isyarat berhenti/rem
menggunakan kontrol positif. Arus dari sumber baterai ke switch rem
(pengontrolan) diteruskan pada lampu dan diteruskan pada ground.
6. Sistem isyarat mundur dapat berfungsi dengan baik setelah dilakukan
penggantian komponen. Hal ini berdasarkan pada sistem isyarat mundur
dapat menyala ketika tuas transmisi diposisikan pada gigi mundur.
Setelah melakukan pengukuran, sistem isyarat mundur terjadi
penurunan daya sebesar 0,28 %, penurunan ini bisa kecil karena
panjang kabel yang dibutuhkan hanya pendek. Nyala lampu
terang/jelas, kabel tidak panas, serta tidak putus dan tidak panasnya
sekering. Arus aktual 1,2 A sedangkan arus teoritis 1,3 A sehingga
dipasang 5 A jadi lampu isyarat mundur dipasang 5 A dinyatakan aman.
Pengontrolan lampu isyarat mundur positif. Ketika saklar aktif maka
arus dialirkan dari ACC kunci kontak ke switch (pengontrolan)
kemudian dialirkan pada lampu dan diteruskan ke ground.
7. Sistem isyarat bunyi/klakson dapat berfungsi dengan baik setelah
dilakukan penggantian komponen. Hal ini berdasarkan pada sistem
isyarat bunyi/klakson dapat menyala ketika saklar klakson
diakfifkan/ditekan. Setelah melakukan pengukuran, sistem isyarat
61
bunyi/klakson terjadi penurunan daya sebesar 1,3 %. Nyala klakson
jelas, tidak terlalu lemah dan terlalu keras, kabel tidak panas, serta tidak
putus dan tidak panasnya sekering. Arus aktual 3,6 A sedangkan arus
teoritis 3,65 A sehingga dipasang 5 A jadi isyarat bunyi/klakson
dipasang 5 A dinyatakan aman. Pengontrolan isyarat bunyi/klakson
negatif. Arus dari baterai diteruskan ke fuse dan ke speaker klakson
kemudian switch klakson dan ke ground, pengontrolan oleh switch ke
ground.
8. Sistem lampu ruangan dapat berfungsi dengan baik setelah dilakukan
penggantian komponen. Hal ini berdasarkan pada sistem lampu ruangan
dapat menyala ketika saklar tiap-tiap lampu ruangan diaktifkan. Setelah
melakukan pengukuran, sistem lampu ruangan terjadi penurunan daya
sebesar 0,88 %, penurunan ini bisa disebabkan karena panjang kabel
yang dibutuhkan hanya pendek. Nyala lampu terang/jelas, kabel tidak
panas, serta tidak putus dan tidak panasnya sekering. Arus aktual 1,4 A
sedangkan arus teoritis 1,7 A sehingga dipasang 5 A jadi lampu ruangan
dipasang 5 A dinyatakan aman. Pengontrolan lampu ruangan
menggunakan kontrol negatif.
9. Lampu indikator tekanan oli dapat menyala saat belum ada tekanan dan
mati saat adanya tekanan oli pada mesin. Dilakukan penggantian pada
oli pressure switch karena patah. Jika mesin mati titik kontak pada oil
pressure switch berhubuhan dengan massa bodi sehingga lampu
62
indikator oli akan hidup. Jika mesin hidup oli memberikan tekanan pada
switch maka titik kontak akan lepas sehingga lampu akan mati.
10. Fuel gauge dapat bekerja dengan baik. Fuel gauge pada meter
kombinasi coil putus dan fuel gauge unit karatan (pelampung tidak
dapat bergerak) sehingga pelu diganti. Setelah dilakukan penggantian
fuel gauge dan fuel gauge unit serta dipasang, kemudian diuji dengan
menggerakkan fuel gauge unit (pelampung) ke atas bawah, dan hasilnya
jarum fuel gauge dapat menunjuk ke posisi E, ½, dan F sesuai posisi
gerakan pelampung. Tipe gauge adalah Bimetal-Resistance,
pengontrolan diatur dari pelampung bahan bakar yang menggerakkan
tahanan geser yang mengatur besar kecilnya arus yang mengalir ke
bimetal fuel gauge. Jika pelampung naik maka tahanan kecil jarum akan
naik, jika pelampung turun tahanan besar jarum akan turun.
11. Water temperature gauge dapat bekerja saat mencapai suhu panas
mesin dan dapat turun saat panas mesin dingin. Hal tersebut diuji
dengan menghidupkan mesin. Dilakukan penggantian switch karena
sudah tidak ada. Selain itu juga dilakukan pengukuran pada Water
temperature gauge, jarum dapat naik apabila terjadi over heating
dengan cara Water temperature gauge terminal diberi sumber dan ujung
yang lain dipasangkan resistor 25 Ohm (standart Mitsubishi Colt)
secara seri dengan ground, maka jarum akan menunjuk posisi H. Tipe
gauge adalah Bimetal-Resistance. Bimetal yang dipasangkan pada
temperatur sama dengan pada bahan bakar. Besar kecilnya tahanan
63
tergantung dengan besar kecilnya tahanan temperatur. Jika temperatur
tinggi tahanan rendah maka jarum temperatur akan naik, jika temperatur
rendah tahanan besar maka jarum akan turun.
12. Wiper dapat bekerja saat ditarik ke posisi low dan ke posisi high. Wiper
dapat kembali ke posisi semula saat saklar di non aktifkan. Saat wiper
diaktifkan kabel tidak mengalami panas, serta tidak putus dan tidak
panasnya sekering. Arus aktual low 2,4 A dan high 1,8 A sehingga
dipasang 5 A jadi wiper dipasang 5 A dinyatakan aman. Wiper
dikontrol dengan saklar tarik dengan 2 kecepatan. Wiper motor adalah
motor listrik dikombinasikan dengan magnet alam (ferrite magnet)
sebagai stator dan armature sebagai rotornya. Perbedaan letak brush
mengakibatkan perbedaan kecepatan low dan high.
13. Washer dapat bekerja dengan baik saat saklar washer diaktifkan.
Setelah dilakukan beberapa modifikasi seperti pembuatan dudukan tank
washer, dan berfungsi dengan baik. Saklar washer jadi satu dengan
saklar wiper sehingga menghidupkan washer motor untuk memompa
air pembersih dan disemprotkan ke kaca melalui nozzle. Lubang nozzle
dapat distel untuk mengarahkan posisi penyemprotan pada kaca. Saat
washer diaktifkan kabel tidak mengalami panas, serta tidak putus dan
tidak panasnya sekering. Arus aktual low 2,1 A sehingga dipasang 5 A
jadi washer dipasang 5 A dinyatakan aman. Penggunaan wiper dan
washer dijadikan satu sehingga dipakai fuse berkapasitas 10 A.


9 Cara Membuat Mobil Tampak Baru Kembali


Kita ingin mobil kita selalu seperti dalam kondisi dimana kita pertama membelinya. Semakin bertambahnya waktu setahun dua tahun tidak mungkin mobil kita tampak seperti mobil baru jika kita tidak merawatnya dengan baik. Jika kita tidak merawatnya dengan baik hal tersebut akan juga berpengaruh pada nilai jual mobil kita kelak. Dan dibawah ini adalah beberapa cara sederhana yang dapat kita lakukan untuk membuat mobil kita selalu terlihat seperti baru, yaitu :
1. Gunakanlah Spray Waxing
Selalu gunakanlah semprotan waxing setelah kita mencuci mobil kita agar selalu tampak mengkilap dan baru, semprotan seperti ini sudah banyak dan mudah di temui di took-toko atau pasar swalayan. Jika anda tidak punya banyak waktu untuk melakukannya ke seluruh bodi mobil anda paling tidak lakukan secara horizontal pada bodi mobil kita secara sederhana. Dan jika lapisan wax nya sudah mulai menipis lakukan waxing lagi secara berkala.
2. Claying Mobil
Claying adalah cara yang digunakan untuk membersihkan mobil kita, memang agak asing terdengar tapi jika anda ke showroom mobil atau bengkel tanyakan saja mengenai hal ini pasti mereka mengetahuinya dan akan merekomendasikan.
3. Cucilah Mobil Sendiri
Mengapa kita harus mencuci mobil sendiri selagi kita bisa membayar untuk dicucikan orang atau bengkel, yang pertama pastilah untuk menghemat isi dompet kita, yang kedua biasanya tempat cuci mobil menggunakan air daur ulang bekas cuciannya untuk mencuci mobil berikutnya dan perhatikan saja kuas atau alat untuk membersihkan pasti sudah sangat sering digunakan dan itu dapat berakibat pada body painting mobil anda. Gunakanlah cara konvensional dan yang baik yaitu keran dan selang, dengan begitu body mobil anda tidak akan mendapat tekanan dari air yang disemprotkan ke mobil anda.
4. Vakum dan Gunakanlah Shampo Interior Mobil
Untuk menjaga interior sebaiknya sebulan sekali lakukanlah penyedotan atau gunakan vakum kleaner untuk membersihkan interior mobil anda. Bersihkan kursi atau jok mobil anda bersihkan semua kotoran dan debu baik di dasbor maupun kulit, tetapi perhatikan material yang digunakan untuk interior anda apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak.
5. Buanglah Sampah
Hal ini yang harus anda lakukan setiap hari yaitu buanglah sampah didalam mobil anda baik sampah rokok maupun sampah-sampah lain. Karena jika anda menunda membuangnya satu dua hari tidak menyebabkan masalah tapi bagaimana jika kotoran tersebut menumpuk hingga 1 bulan atau lebih.
6. Dirty Feet dan Clean Seat
Kita tidak tahu bagiamana kondisi sepatu atau alas kaki orang-orang yang menaiki mobil kita, hal ini sebaiknya dilakukan tapi juga tidak harus jika anda tidak menginginkannya yaitu jangan melepas kover plastic yang melindungi tempat duduk anda, karena platik tersebut juga memiliki manfaat untuk menyaring kotoran yang dibawa oleh orang-orang yang menaiki mobil kita.
7. Jangan Merokok
Jangan biarkan anda atau orang lain merokok dalam mobil anda jika anda masih saying mobil anda.
8. Gunakanlah Pelindung Karet
Gunakanlah pelindung karat untuk melindungi alat elektronik yang berada dalam mobil anda, pelindung karat banyak dijual ditoko dengan berbagai macam merek.
9. Minta Bantuan Profesional
Hal ini sangat disarankan jika anda menggunakan material-material khusus untuk memodifikasi mobil anda, tanyakan apa yang boleh dilakukan saat membersihkan dan apa yang tidak boleh dilakukan.
Dengan hanya sedikit kemauan anda dapat memastikan mobil bekas anda akan tampak menjadi lebih baru dan hal tersebut akan berbalik kepada anda juga jika anda ingin menjualnya harga mobil tersebut tidak akan jatuh.